Strategi SEO Era AI Overviews: Saatnya Berhenti Mengejar Klik, Mulai Bangun Otoritas
21Mei 2025

Strategi SEO Era AI Overviews: Saatnya Berhenti Mengejar Klik, Mulai Bangun Otoritas

Baru-baru ini, Search Engine Land dan Search Engine Journal mengangkat isu besar: Google makin agresif mendorong fitur AI Overviews di halaman pencariannya—terutama di Amerika Serikat. Di sana, tren pencarian tanpa klik (zero-click search) makin meningkat. Banyak pengguna mendapatkan jawaban langsung dari Google, tanpa harus klik ke situs web manapun.

Fenomena ini mulai meresap ke negara lain, dan Indonesia bukan pengecualian. Meski perilaku pencarian di Indonesia belum setinggi Amerika dalam hal zero-click, pola konsumsi informasi yang serba instan sudah terlihat jelas—terutama lewat cuplikan jawaban, People Also Ask (PAA), atau AI Preview yang muncul dari waktu ke waktu.

Lalu pertanyaannya: Apa dampaknya untuk SEO di Indonesia? Dan lebih penting lagi—apa yang harus kita lakukan? Google Search sudah tidak seperti dulu lagi. Dengan hadirnya AI Overviews, pengguna bisa langsung mendapatkan jawaban lengkap tanpa perlu mengklik website manapun. Fenomena ini disebut zero-click search, dan dampaknya langsung terasa: trafik organik menurun, click-through rate jeblok, dan SEO tradisional makin ditantang.

Tapi ini bukan akhir permainan—hanya berubah cara mainnya. Artikel ini membahas strategi SEO baru di tengah dominasi AI Overviews, dengan pendekatan berbasis struktur, intensi pengguna, otoritas, dan distribusi, seperti yang selama ini gue terapkan dalam proyek-proyek SEO yang lo tahu dari Miftahulk.com sampai brand-brand kesehatan besar.

Apa itu AI Overviews & Zero-Click Search?

AI Overviews adalah fitur baru dari Google yang memberikan rangkuman jawaban menggunakan AI langsung di hasil pencarian. Sumbernya bisa dari berbagai website, tapi yang ditampilkan hanyalah potongan, bukan link penuh. Hasilnya? Pengguna puas tanpa klik, dan pemilik konten kehilangan trafik.

Masalahnya Bukan Trafik, Tapi Relevansi & Trust

Kalau dulu kita main SEO demi trafik dan peringkat, sekarang kita harus geser mindset ke trust dan otoritas. Di dunia zero-click, yang menang adalah:

  • Brand yang disebut sebagai referensi utama.
  • Website yang kontennya dipilih Google untuk disajikan di AI Overview.

Itu berarti: “SEO bukan lagi soal ranking, tapi tentang positioning.”

Baca juga: SEO 2025: Menguasai User Intent dan User Personas

Strategi SEO Era AI Overviews

Strategi yang gue tulis di bawah ini murni berdasarkan pengalaman dan sudut pandang pribadi sebagai praktisi SEO yang udah sering meng-handle berbagai proyek, mulai dari brand kesehatan, edukasi, sampai media. Jadi bukan sekadar teori luar negeri, tapi hasil pengamatan dan eksperimen langsung di pasar Indonesia.

1. Struktur & Schema Itu Wajib, Bukan Tambahan

Gue selalu bilang: Google nggak butuh ngerti, tapi harus bisa parsing.

  • Gunakan schema markup seperti HowTo, FAQ, MedicalWebPage, dan Article secara konsisten.
  • Tambahkan metadata author, publisher, dan konten pendukung.
  • Uji validasi schema via Google Rich Results Test.

Ini bikin konten lo eligible masuk ke AI Overview karena strukturnya jelas dan bisa diproses dengan cepat.

2. Optimasi untuk Intensi, Bukan Hanya Kata Kunci

Gunakan pendekatan intent-based keyword research:

  • Tangkap pertanyaan eksplisit (apa, bagaimana, kapan, apakah…)
  • Fokus ke kata kunci dengan konteks edukatif, informatif, atau guidance.
  • Susun jawaban ringkas di atas (paragraf <60 kata), lalu uraikan di bawah.

Contoh:

“Apakah penderita diabetes boleh minum kopi?” → langsung jawab di pembuka, lanjut dengan breakdown penyebab, risiko, dan rekomendasi.

Baca juga: Menyelami Era Zero-Click: Studi SparkToro 2024 Mengungkap Realitas Penelusuran Modern

3. Bangun Topik Bukan Artikel (Topical Authority)

Kalau lo nulis satu artikel bagus, bagus. Tapi kalau lo punya 10 artikel yang nyambung, dan saling ngasih konteks—Harapannya Google akan percaya lo sebagai sumber.

  • Gunakan internal linking yang kontekstual.
  • Buat hub page atau direktori topik.
  • Mapping isi blog lo kayak entity map, bukan kumpulan postingan lepas.

4. Jadikan Brand Lo Layak Dijadikan Referensi AI

Ini lebih ke branding dan PR digital:

  • Gunakan tone dan gaya penulisan yang profesional tapi human.
  • Tambahkan kredensial di bio penulis.
  • Bangun social signal: share konten di LinkedIn, Twitter, Medium.
  • Join diskusi publik, podcast, atau webinar agar brand lo dikenal bukan cuma di web.

5. Distribusi Konten = Pengungkit Authority

Gue selalu bilang, konten itu bukan ujung. Tapi titik awal distribusi.

  • Gunakan Google Discover, push notification, email blast, WhatsApp Channel.
  • Bangun daftar audiens sendiri (newsletter segmented).
  • Repurpose konten jadi carousel Instagram, thread X, video shorts, dll.

Baca juga: 10 Tips Praktis untuk Sukses dalam Content Marketing

Kesimpulan

Zero-click itu bukan ancaman, tapi sinyal. Google udah nggak cuma jadi mesin pencari, tapi mesin pemberi jawaban. Kalau lo masih kejar ranking doang, siap-siap makin ditinggal.

Fokus lo sekarang harus pindah ke:

  • Struktur data yang rapi
  • Konten yang menjawab dengan cepat
  • Topikalitas dan otoritas
  • Distribusi yang konsisten

Gue sendiri udah mulai ngejalanin ini di beberapa project besar, dan hasilnya? Trafik emang nggak selalu naik, tapi awareness, brand recall, dan leads justru lebih stabil.

Saatnya berhenti ngukur SEO dari klik. Mulai ukur dari seberapa sering nama brand lo disebut di AI.

 

Reff: Search Engine Journal

Social Connection

Mari Berdiskusi Untuk Mewujudkan Transformasi Digital

Connect With My Happiness Social Media

Join Newsletter Here